OMCIA! YBIMA [Part8]


omcia

| Title |

One Month Crush In Apartemen! [Yadong boy in my apartemen!]

| Author |

Bekicot Princess aka @Saarahsalsabil

| Main Cast |

Park Leera

Kim Jong In

Park Chanyeol

Seo Joo Hyun

| Another Cast |

EXO Members

The Blonde Curly Girl

Sasangnim

| Genre |

School life, romance, fluff, AU

| Length |

Chaptered

| Rating |

PG-15

| Summary |

Tinggal dengan namja mesum itu di apartemen ini?! GILA! Shireo!

Previous Part

| Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6a | Part 6b | Part 7a | Part 7b |

NO PLAGIARISM PLEASE. AND IF YOU ARE SILENT READERS PLEASE GO OUT^^

~don’t confused with your feelings. Feelings are something real of you~
 
100% ORIGINAL BY @SAARAHSALSABIL

#

Previous Part

“Ayo masukan barang – barang kalian..” Sambut Suho.

“Ye.. dia kan orang kaya, pantas saja sanggup membeli van” Bisik Sehun ke Kyungsoo.

Kyungsoo mengangguk – angguk tanda mengerti. “Kudengar ia membelinya tanpa menyicil”

“Benar”

Suho datang.

“Eh! Mengapa jadi bergosip sih?” Suho memandang dengan death glare nya.

“Ayolah.. pukul 10 kita harus sudah berangkat nih” Lanjutnya,

Sehun dan Kyungsoo pun mengangguk menurut.

Kai mengunyah sebuah permen karet sembari memasukan ranselnya. Entah mengapa ia merasa ada yang berbeda. Aneh? Mungkin itu fikirnya…  Mungkin karena ia terlalu banyak memikirkan yeoja masa lalunya. Yeah, aku harus melupakannya cepat atau lambat

Kai memasukan ranselnya. Lalu ia menatap Leera yang ingin memasukan ranselnya ke bagasi atas.

“Tidak sampai? sini biar aku saja”

Leera sedikit kaget namun ia tetap menyerahkannya. Lagipula ia tidak akan sampai. Kai pun memasukan ransel Leera tanpa hambatan. Leera pun meninggalkan Kai dan langsung masuk ke dalam van.

Suho pun menghampiri seluruh temannya.

“Baiklah, kuminta semuanya keluar dari van. Aku akan mengatur tata duduknya!” Ujar Suho memerintah. Semuanya mendesah sebal, namun tetap keluar dari van.

“Ya? ada apa sih hyung?” Tanya Sehun malas.

Suho berdehem dan memulai ceramahnya.

“Baiklah, kita akan pergi berkemah”

Senyap..

“Tata letak duduknya… ehem” Suho kembali berdehem lalu memandang satu persatu temannya.

“Baekhyun, Sehun, Kyungsoo dan aku di depan”

Leera tercengang. Oh tidak..

“Kai duduk di belakang. Dengan Leera”

DEP

“Kau bercanda?!”

#

10.00 KST, SAS

Secercah sinar menembus sebagian lubang dari pepohonan, membentuk cahaya yang lurus dan tegak. Beberapa burung liar melayang di udara menemani pohon yang berdiri di halaman sekolah Seouls Academy Senior. Sebuah van terparkir dengan segala kebisingannya, tapak kaki mengelilingi mesin besar beroda itu. Membicarakan sesuatu yang entah penting entah tidak.

“Ya, apakah tidak ada tempat lain untuk duduk?”

Leera menatap dari sudut matanya, tentu saja menatap lamat lelaki beraura dingin di sebelahnya, Kai. Rambut hitamnya yang lepek dirapuhkan angin musim panas bergerak mengikuti dedaunan yang terbang. Ia memahami betul apa yang Leera ucapkan.

Suho mendelikan bahu dan memalingkan tubuh ke arah van miliknya. Tidak meninggalkan jawaban untuk gadis yang baru saja berbicara.

“Ya, oppa!”

Leera mengepalkan kedua tangannya, bersingut kesal. Ingin ia bertutur lagi, namun percuma saja. Pukul berapa lagi van ini akan berangkat? Tetapi mengapa Suho –sang pemilik van—tidak mengacuhkannya?

Beberapa temannya memandangnya dengan sepele. “Bisakah kau terima saja, Leera-ya? Tidak ada ruginya bagimu juga?” Sahut Kyungsoo sembari memulai memasukan dirinya ke dalam van.

“Iya, dia benar..” Celetuk Suho dari balik pintunya. “Anggap saja karena keterbatasan tempat duduk,”

“—dan jangan berfikiran yang tidak-tidak” Lanjut Suho dengan raut serius.

Apa-apaan ini? Mengapa suasana menjadi dingin?!

Chanyeol menepuk pundak Kai dan mengusulkannya untuk segera memasuki mesin beroda itu. Kai menyetujuinya tanpa anggukan.

“Kau tidak masuk?” Chanyeol mengintip dari balik kaca van. Berbicara kepada Leera.

DEG

Air muka Leera langsung berubah, kepalannya dengan ragu melonggar. Ia menatap raut Chanyeol yang memandangnya dari balik kaca.

“Nde..” Pelan. Kebiasaan Leera yang dilakukannya saat gugup, berbicara dengan suara yang pelan.

Gesturnya langsung menunjukan bahwa ia ikhlas memasuki van itu. Ikhlas akan posisi nya yang duduk disamping Kai, lelaki yang dituduhnya berfikiran yadong, byuntae, dan tidak tahu diri serta paling menyebalkan.

Leera POV

Raut Kai yang selalu terlihat datar. Sama sekali tidak menunjukan ekspresi wajahnya yang sebenarnya. Ada apa sih dengan anak itu? Atau memang hanya aku yang terlalu hiperbola? Ah! Tidak tidak! Aku normal!

Aku mendelik ke arah kanan dan ke kiri lalu masuk, perasaanku seperti seiris wortel yang pasrah akan panasnya air rebusan sup. Pasrah hingga wortel itu dimasukan ke dalam air yang mendidih hingga suhu paling atas. Namun, mengapa aku terlalu berfikiran seperti itu? Dia hanya Kai! Kim Jong In! Seorang lelaki normal berumur 16 tahun yang duduk di kelas 10! Yang tinggal bersamaku!

Baiklah Leera, tenangkan fikiranmu! Dia tidak akan berbuat macam-macam padamu! Lagipula bukannya dia sendiri yang menjodohkanku dengan Park Chanyeol? Baboya! Tetapi siapatahu dia masih mau mengambil kesempatan? Lagipula, aku kan sangat-benar-benar-amat-lebih-cute-sekali!

Huh, mau bagaimanapun ini perintah ketua kelas, Kim Joon Myun alias Suho oppa. Bahkan ia sendiri tidak tahu bahwa aku sudah menjalin hubungan dengan Park Chanyeol? Makanya ia selalu saja memojokkanku dengan lelaki byuntae seperti Kai! Tetapi, aku juga tidak punya hak untuk marah. Hah… pasrah saja kau Leera!

“Baiklah..”

Aku pun mengikuti insting hatiku sendiri. Kutatap pintu van yang terbuka untukku itu. Memandanginya dan membayangkan bagaimana jika aku memasukinya.

PLEK

Detik berjalan dengan cepat, pintuku sudah tertutup. Aku memulai hirupan pertamaku dengan atmosfer di dalam van. Aroma yang datar, tidak ada yang mendominasi. Namun, aku percaya bahwa van ini baru dibeli beberapa hari lalu. Dan… tanpa menyicil.

Aku pun berusaha biasa saja di dalam van. Tanpa sedikit gerakan yang membuatku divonis sebagai gadis yang sedang salah tingkah. Salah tingkah untuk Kai?! Aniya!

“Dudukmu biasa saja..” Kai berbicara dengan aksennya yang dingin dan tidak peduli. Tanpa menengok sedikit pun ke arahku.

Shit! Mengapa ia sok santai begitu. Aku tahulah, bahwa ia juga salah tingkah. Kuulang ya, bahwa aku adalah yeoja paling cute sejagad raya.

Aku pun menginjak kaki Kai.

“Auw!” Ringis Kai dengan pelan. Aku dengan sekuat tenaga menahan tawa.

Rasakan balasanku hah! Dasar namja tidak tahu diri!

Kemudian aku tertawa dalam hati. Sungguh membuatku puas. Injakan kakiku sontak membuat wajah Kai berpaling ke arahku. Kali ini kau pasti kelihatan sangat kesakitan hah! Untung saja kau pakai snikers!

“Jaga mulutmu, dasar namja byuntae!” Aku mendesis seperti ular. Suaraku kukecilkan seperti bisikan agar yang lain tidak mendengar suaraku, kecuali namja yang kuajak bicara ini—Kai–.

Kai mengangkat alisnya. Kulihat ia mengambil sesuatu dari kantung bajunya. Seperti sebuah ipod. Kebiasaannya mendengarkan musik memang tak bisa dihindari. Ia lebih memilih mendengarkan musik dibanding berbicara dan mengobrol dengan makhluk sosial disekitarnya. Tapi ingat saja ya, aku tidak ingin mengobrol dengannya!

Sedari tadi van ini sudah melaju ke jalan besar. Jika dilihat dari seberang sana, kami seperti orang yang hendak bertamasya ria. Dibalik layar, justru kami sedang mengemban tugas. Tugas sialan yang diberikan guru sosiologi yang apa itu katanya? Cantik tapi membunuh. HUH. Aku dong, cute tapi menghanyutkan. HAHA.

“Tidak keberatan kan kalau aku memutar balik? Sedang ada pembangunan jalan di arah utara.” Sebuah suara samar terdengar dari arah kursi kemudi. Keempat namja itu sekilas menengok ke arah supir—Suho—memastikan keadaan dan memberikan sebuah respon.

“Nde.. tak apa, lagipula tempuh saja sejauh apapun jaraknya. Aku suka van ini.” Suara Kyungsoo. Ia bertutur sembari melengganggkan tubuhnya di jok van yang memang kuakui sangat empuk. Ya, aku lupa menceritakan bahwa van Suho oppa sebenarnya sangatlah nyaman. Satu benda asing yang membuatku tidak nyaman adalah Kim Jong In!

“Siapa disini yang mabuk kendaraan?” Suara ini.. suara Chanyeol.

Aku spontan mendongak ke arah belakang. “Aku?” Jawabku. Dengan suara yang teramat imut.

Chanyeol menarik sebelah bibirnya. Lalu menunduk untuk meraih sesuatu. Barang? Antisipasi sebelum aku memuntahkan isi perutku karena mabuk kendaraan? Ya, mungkin barang sejenis itu.

“Nah, pakailah. Aku sudah menyediakannya untukmu.”

DEG

DEG

Kyaaaa! Mengapa ia terlampau romantis! Ia mengerti aku mabuk kendaraan? Sejak kapan?! Dia memang namja yang peka dan manis! Senyumnya! Sikap dewasa nya membuatku semakin gila…

Chanyeol-Ah, berhentilah bersikap manis seperti itu. Atau aku akan pingsan sekarang juga!

“Nah, kau jenius Chanyeol-Ah! Jalan yang akan kita tempuh nanti pasti berkelok-kelok” Sahut Baekhyun sembari mengintip dari balik jok. Chanyeol tersenyum miring. “Yeah..” Jawabnya singkat.

Aku lupa bahwa sedari tadi Chanyeol menyerahkan sebuah kantung dan sekotak tisu. Ah! Aku bodoh sekali! Mengapa kubiarkan Park Chanyeol memegang itu terlalu lama.

“Mm.. maaf,” Jawabku sembari mengambil apa yang Chanyeol serahkan padaku sejak tadi. Ah! Aku terlanjur terhipnotis oleh pesonanya. Jangan sampai aku tidak menghargai perhatiannya sejauh ini. Ah! Baboya Leera!

Chanyeol hanya tersenyum tipis.

Aku menggenggam erat pelastik dan sekotak tisu itu. Sambil menatap perjalanan yang kami tempuh. Suasana di depan di ramaikan dengan ocehan Baekhyun dan Kyungsoo.

“Nanti masaklah yang enak ya!”

“Ya ya.. terserahlah”

“Tapi kau yang mengumpulkan kayu bakar”

Aniya!”

Blablabla dan Suho oppa akhirnya ikut campur juga. Untung saja ia bisa memfokuskan dirinya dalam menyetir. Kalau tidak, ia pasti sudah menabrak seorang nenek paruh baya yang hendak menyeberang.

Eh tunggu dulu, berbicara tentang Chanyeol. Aku jadi teringat,

Flashback,

“Kau itu egois, Lee Minyoung”

“Kau hanya memikirkan dirimu sendiri..”

“Dan.. kau salah paham terhadapnya”

Senyap… suasana kembali hening, Minyoung mengolah baik-baik kata – kata lelaki di depannya. Pikirannya semrawutan, Minyoung tenggelam dalam perkataannya sendiri. Lidah gadis ini menjadi kelu, ia tak bisa mengucapkan apapun ataupun mengelak.

“Kau membohongi kedua temanmu ini, “

“Kau memfitnah Park Leera demi mendapat pembelaan ..”

Chanyeol melangkah ke arah Minyoung. Hendak mencapai kerah Minyoung untuk memukulnya. Namun, ia mengurungkannya karena sadar Minyoung masihlah wanita yang tidak pantas dikasari.

“Kau itu egois”

Minyoung memundurkan dirinya ke dinding. Tubuhnya terhempas ke dinding dengan hati yang masih shock. Bagaimana tanggapan teman-temannya tentang ini? Apakah Ahryin dan Hyerin akan meninggalkan dirinya begitu saja?

“Aku tidak menyangka, Minyoung..” Ucap Hyerin tiba-tiba. Ia menatap Minyoung tajam dari sudut matanya. Temannya, tega menipunya?

“Kau menipu kami ” Ujar Hyerin lagi. Ia mengepalkan tangannya kuat – kuat.

“KAU MENIPU KAMI!”

Hyerin menatap Minyoung tidak percaya dan hendak menangis. Lalu gadis itu tak sudi menatap Minyoung lagi. Pandangannya berada ke pihak Ahryin yang masih terdiam.

Hyerin langsung menarik tangan Ahryin untuk pergi dari sana. Suara langkah kaki menuruni tangga pun menggema ke penjuru koridor. Kedua teman yang  merasa di bohongi itu menuruni tangga dengan kesal. Meninggalkan mantan sahabatnya yang telah tega memanfaatkan temannya sendiri.

Chanyeol memasang ekspresi marah ke arah Minyoung.

“Aku adalah namjachingunya, jadi tak mungkin ia mengejar Kim Jong In milikmu itu!”

Flashback END

Chanyeol hanya bilang bahwa ia adalah namjachinguku. Namun,

Tunggu dulu..

Apakah ia hanya ingin menggertak Minyoung saja? Agar Minyoung tidak kembali menggangguku? Hanya itukah? Jadi … ia hanya menggertak saja?

Jangan gegabah Leera. Chanyeol sama sekali belum mengutarakan perasaan aslinya padamu. Jadi mungkin saja sebenarnya aku dan Chanyeol memang belum menjalin hubungan? Jadi .. Cuma aku yang menganggapnya bahwa ini serius? Dan bahwa sebenarnya Chanyeol hanya mau melindungiku dari Minyoung? Benarkah itu.

Instingku bekerja sekarang!

Jangan sampai aku kegeeran duluan!

Tetapi, mengapa akhir-akhir ini Park Chanyeol bersikap baik padaku? Apa karena, memang … ih! Ini membingungkan! Tetapi memalukan sekali jika aku terlalu overpede pada Chanyeol? Tunggu.. aku harus berfikir ulang.

Jendela mobil menyiratkan bayang-bayang jalanan. Van melesat dengan begitu cepat. Chanyeol dan Baekhyun bersaut-sautan dari kursi depan ke kursi belakang. Sementara Sehun terus bermain dengan Ipad nya dan.. si namja byuntae itu sedang mendengarkan musik. Apa ia tidak bosan melakukan itu setiap harinya huh?!

Seohyun hanya memandangi perjalanan.

Aku? Aku terus berfikir keras tentang hubungan sebenarnya antara aku dan Chanyeol. Ini sungguhan atau manipulasi Kai semata? Atau?

Roda van berputar menaiki tebing. Kami berjalan di pinggir tebing kekuningan dibatas jurang. Beberapa pasang mata tertarik untuk memandangnya.

“Wow…” Suara Sehun. Yang mungkin, tidak pernah melihat jurang seumur hidupnya.

Kyungsoo menyahut, “Tidak pernah melihat jurang hah?”

“Jadi itu adalah jurang?” Jawab Sehun polos.

Baekhyun melotot pada Sehun tanda gemas. Lalu menyahut dengan histeris. “BUKAN! ITU BUKAN JURANG! ITU KOLAM RENANG!”

“BABO AMAT SIH JADI ORANG!”

Semua pasang mata beralih ke arah Baekhyun. Termasuk Suho.

“Kalian ini, bisa tidak berdamai barangkali tiga hari ini saja huh?” Sahut si supir.

Baekhyun menjulurkan lidah ke arah Sehun. “Aku tidak peduli apa katamu, hyungg”

Baiklah, pemandangan di kursi depan penuh dengan keributan. Kyungsoo hanya diam memandangi buku yang dibawanya. Hah? Sejak kapan dia jadi kutu buku?

Akhirnya satu jam berlalu dan van yang kami tumpangi sudah memasuki areal kehijau-hijauan. Hutan, yang entah aku tidak tahu namanya hutan apa. Yang jelas, hutan itu menjijikan, banyak kotoran, lembab, bau, dan antah berantah. Ewh! Mungkin aku tidak akan betah barang sejam pun! Rambutku yang super indah ini bisa rusak kan?! Ah! Jadi emosi sendiri jika membahas hutan. Belum lagi binatang-binatang yang menyeramkan. Aku baru sadar jika tugas ini sangatlah merepotkan dan lebih dari menjijikan. Dasar guru sosiologi yang aneh!

Pepohonan yang menjulang tinggi menyambut kami. Batangnya kurus serta berkulit kecoklatan dengan bercak-bercak putih tanda adanya kehidupan spora disana. Hiiy! Menjijikan! Aku tidak kuasa membuka jendela van. Namun, Chanyeol, Baekhyun dan bagian barisan depan semuanya membuka jendela untuk menghirup udara hutan yang katanya menyehatkan itu. Oh? Menyehatkan? Bukannya udara hutan itu beraroma daun-daun yang basah itu ya?

SRRRR

Angin dingin berhembus dari sela-sela pohon. Tidak kusangka, musim panas bisa menjadi dingin jika kita memasuki hutan. Mungkin ada baiknya juga aku disini.

SRRRR

Lagi-lagi angin itu menerpaku. Lama-lama aku terbuai dan tertidur. Kukedipkan mataku beberapa kali, namun tetap saja yang terlihat hanya bayang-bayang yang tidak jelas. Kehijauan dan daun-daun. Mataku setengah terpejam, hingga akhirnya satu angin lagi menerpa dan aku tertidur dengan pulas.

#

Author POV

Seoul Suwon School

Gadis itu berperawakan dingin. Rambutnya yang berwarna kemerahan tua agak kecoklatan menjadi ciri khas nya di sekolah. Seragam yang seperti sailor di daerah Jepang dikenakannya sekarang, dengan kerah sailor berwarna abu-abu.

“Park Jiyeon!”

Gadis tadi—Jiyeon—menoleh pada seorang gadis lagi di sampingnya. Jiyeon mengulas senyumnya lalu melepas pena yang digenggamnya.

“Waeyo, Hyomin-Ah?”

Hyomin menyerahkan sebuah brosur berwarna-warni pada Jiyeon. Kertas tipis itu memuat berbagai informasi. Kertas itu adalah brosur lowongan pekerjaan untuk para siswa yang ingin kerja part time di Stationer’s (salah satu toko yang menjual aneka alat tulis) di dekat sekolahnya. Walaupun berjarak agak jauh dari apartemen nya, Jiyeon tetap mengincar pekerjaan apapun itu yang mengizinkan part time untuk para siswa.

Jiyeon sangat membutuhkan uang saku tambahan untuk dirinya. Walau hidup dengan berkecukupan ia tetap ingin melakukan kerja part time. Lumayan bukan untuk menambah uang sakunya? Juga bisa dihamburkan untuk berbelanja dan yang lainnya?

“Ide mu sangat bagus!” Pekik Jiyeon pada Hyomin. Lalu menepuk pundak Hyomin. Hyomin memberikan senyum andalannya lalu mengacungkan jempol.

“Sudah kubilang kan masih ada tempat yang memberikan lowongan kerja part time?” Tanya Hyomin menyindir. Beberapa hari lalu memang Jiyeon sangat keras kepala bahwa sudah tidak ada harapan lagi. Namun, Hyomin terus mencari dan mencari. Sekarang mereka sudah diambang kemenangan, tinggal berusaha membagi waktu saja.

“Jadi, hari apa saja kita  bekerja?” Tanya Jiyeon antusias.

Hyomin memfokuskan matanya ke arah brosur. “Semua hari dalam satu minggu. Sepulang sekolah, arachi?”

Jiyeon berfikir sejenak lalu melayangkan anggukan setuju pada Hyomin. “Tidak masalah. Kau masih bisa mengantarkanku dengan mobilmu kan?”

“Tentu saja” Jawab Hyomin mantap.

Kemudian Hyomin kembali mengantungi brosur itu di dalam tasnya. “Kalau kau mau meminjam mobilku, aku juga tidak masalah kok” Tutur Hyomin dengan seulas senyumnya.

Jiyeon terlihat senang. Temannya satu ini memang baik hati. Dermawan lagi rendah hati. Walaupun Hyomin adalah anak keluarga kaya, namun ia tetap bersedia menemani Jiyeon untuk melaksanakan part time pertamanya. Bahkan, ia rela mencarikan ke semua penjuru tentang lowongan pekerjaan khusus part time. Entah seberapa besar sayangnya pada Jiyeon. Teman barunya di Seoul Suwon School.

“Terimakasih” Ujar Jiyeon berterimakasih. Ia mengulas senyumnya yang menawan dan memandang Hyomin dengan rasa sangat bersyukur mempunyai teman sebaik dirinya.

Jiyeon juga orang yang baik dan sopan. Namun, ia tidak bisa mengekspresikannya dengan baik. Rautnya yang sudah terlanjur dingin dan perilakunya yang ‘terkesan’ tidak ramah pada orang asing membuatnya dicap sebagai siswa antisosial. Tetapi masih banyak kok yang menganggap layaknya teman biasa. Seperti Hyomin, bahkan Kim Myungsoo. Lelaki yang bersedia mengantarkan Jiyeon kemana saja, dan bersedia terus untuk membantu setiap masalahnya.

“Ah, tidak usah berterimakasih padaku! Lagipula  tidak ada salahnya kan? Kau kan orang yang baik. Jadi kau pantas menerima kebaikan orang lain, Jiyeon-Ah!”

Jiyeon dan Hyomin sama-sama tersenyum.

“Ayo kita mendaftar!” Jerit Hyomin.

#

Van,

Van itu baru menempuh ¾ perjalanan. Sebagian mereka sudah terlelap ke alam mimpi nya masing-masing. Termasuk Leera dan Kai.

“Sshh… dekatkan Kai ke arah Leera!” Desis Sehun pada Baekhyun. “Dekatkan.. ya dekatkan seperti itu!” Desis Sehun pelan. Baekhyun pun terus mengarahkan kepala Leera agar menempel ke pundak Kai.

Kai tertidur dengan headset di telinganya. Sepertinya musik masih berputar disana. Tetapi ia tetap tidak terbangun, Kai adalah orang yang paling susah bangun. Mau disetelkan musik sebesar apapun volume nya, mau jatuh dari Namsan Tower juga … ia tidak akan bangun kecuali ada perintah dari otaknya sendiri!

Sedangkan Leera, ia tidak sadar karena kali ini ia tertidur dengan sangat pulas. Bermimpi entah apa, mungkin karena angin yang menerpa dirinya? Sehingga ia tertidur pulas seperti itu?

Kini berkat kerjasama Baekhyun dan Sehun (lalu Chanyeol ikut-ikut juga). Sekarang posisi Kai dan Leera seperti sepasang anak kecil yang tertidur di pundak masing-masing. Baekhyun bergetar-getar menahan tertawanya begitu juga dengan Sehun yang tertawa kecil. Sementara Chanyeol tersenyum dengan senyum yang sulit diartikan. Kyungsoo sepertinya menyadari itu, namun ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak ingin ikut campur. Ia tetap fokus dengan buku bacaannya.

Sementara Suho tidak peduli. Karena ia setuju-setuju saja dengan tindakan Baekhyun, Sehun dan Chanyeol. “Ya, kalian tunggu saja mereka marah-marah dan kau Sehun …. Tunggu saja hingga Kai memukulmu.” Desah Suho sembari menyetir.

“Ah tidak mungkin hyung, wkwk.” Sahut Sehun sembari masih tertawa kecil.

Baekhyun mendongak ke arah Sehun. Lalu mengacungkan jempolnya. “Sip! Rencana kita berhasil!”

“Tunggu reaksinya saat bangun nde? Hihi!”

Chanyeol juga mengacungkan jempol ke arah Baekhyun sembari menyengir kuda. Lalu Baekhyun dan Sehun kembali ke posisi nyamannya masing-masing.

“Yeah!” Baekhyun dan Sehun bertos ria dan sepertinya kegiatan mereka sangat mengusik keheningan Kyungsoo dalam membaca bukunya.

“Ya! Bisa kalian diam?” Tegur Kyungsoo dari balik kacamatanya.

“Nde…” Balas keduanya sembari bermalas-malasan. Lalu menunduk. Baru kali ini mereka menyaksikan Kyungsoo mengambek.

“Cukup mengerikan..” Bisik Baekhyun sambil menyenggol lengan Sehun. “Nde,, mengerikan.” Balas Sehun juga sembari berbisik.

Akhirnya Kai dan Leera dengan tenang tidur di pundak partnernya masing-masing. Leera menyender ke pundak Kai. Rambut Kai yang lepek terkena sedikit ke arah dahi Leera, juga headset nya yang sebelah lepas. Ekspresi mereka yang tertidur terlihat sangat tenang. Apalagi Kai yang dikenal sebagai siswa dingin, disaat tidur berubah menjadi anak kecil berumur 5 tahun. Wajahnya terlihat innocent sekali dan juga cute. Sebelah headset nya menggantung kebawah. Rambut keemasan Leera menyelimuti lengan Kai. Terlihat menghambur di lengan Kai. Mereka berada di bawah alam sadar masing-masing. Entah ada perang dunia keberapa setelah mereka bangun nanti.

Mobil kembali menyusuri pelosok hutan. Melewati beberapa pondok-pondok dan bangunan aneh, papan-papan petunjuk. Juga pepohonan aneka macam. Namun, tak kunjung sampai juga. Sudah beberapa menit berlalu. Posisi tidur Leera dan Kai masih sama. Sementara si Suho sudah lelah untuk menyetir.

“Kyungsoo ayo berganti posisi denganku” Tegur Suho pada Kyungsoo yang sedang membaca bukunya.

“Bagaimana dengan Kai?” Jawab Kyungsoo tanpa beralih dari bukunya.

“Kau tahu kan bahwa ia sedang tidur?” Suho Menyahut. Lalu mengerem van nya.

Kyungsoo menghembuskan nafas berat lalu menutup kedua sisi bukunya. Serta melepaskan kacamatanya.

“Baiklah” Katanya pasrah.

Ia turun dari van dan bertukar posisi dengan Suho.

“Puas kan?” Tanya Kyungsoo kemudian menghidupkan mesin.

Beralih ke Chanyeol.

Lelaki tinggi ini duduk di sebelah Seohyun yang sekarang sedang tertidur. Setengah sadar, ia memandang Seohyun lekat. Ia memandangi raut Seohyun yang begitu teduh saat tidur. Kepalanya yang miring ke kiri ( ke arah jendela ) karena tertidur terlihat sangat menenangkan bagi Chanyeol. Lelaki ini mengingat lagi kali pertamanya bertemu dengan Seohyun hingga ia bisa sedekat ini dengannya.

Waktu berjalan terlalu cepat..

Waktu itu, disaat perjalan menuju Seoul. Ketiga murid beasiswa pilihan dari Insandong berada di dalam mobil yang sama. Disaat Seohyun tertidur, Chanyeol tidak menaruh kepala Seohyun di pundaknya. Melainkan Seohyun sendiri yang menaruh kepalanya, entah secara sadar maupun tidak. Sejenak, Chanyeol melihat Jiyeon yang tersenyum memandangi kaca mobil. Melihat pantulan bayangan Seohyun dan Chanyeol. Chanyeol yang menyadarinya tertegun.

Jiyeon tahu perasaan Chanyeol kepada Seohyun. Ia tahu, makanya ia tersenyum.

Chanyeol terombang-ambing pada kenangan masalalu nya dan sekarang. Ia terpaku pada wajah Seohyun yang sedang tertidur. Apakah aku bisa memilikimu atau tidak?

Chanyeol menekan pelipisnya dan menunduk.

Namun,

“Kka… Kai… prrshh…prr..”

“Zzz.. Kai… prr..”

Chanyeol mendelikan kepalanya pada Leera yang tertidur.

Dia mengigau? Mengigau memanggil nama Kai?

Yang lainnya, yang berada di barisan dekat kemudi pun memutar kepalanya. Tak lain tak bukan untuk mencari arah suara yang mengigau itu.

“Leera mengigau?” Tanya Suho sembari menyenggol pundak Baekhyun. Baekhyun menanjamkan pendengarannya lalu memfokuskan matanya pada Leera yang  tertidur.

“Ini asli, hyung. Dia benar-benar mengigau..” Sahut Sehun masih dengan raut bingung. Kemudian Leera kembali mengigau sembari menggerakan sedikit tubuhnya.

“Hmmm… Kk—Kai.. prr.. sshh.”

Suho berbisik ke telinga Baekhyun, “Dia mengigaukan nama Kai..”

“Bisa jadi ini..”

“Ups..”

Chanyeol memajukan lehernya dari kursi belakang untuk melihat kembali posisi Leera dan Kai. “Jadi benar-benar mengigau nih?”

“Kok bisa?”

“Mana kutahu.” Sehun mengangkat pundaknya.

Akhirnya igauan Leera berhenti dan mereka tidur dengan tenang hingga sampai ke tujuan.

#

Stationary’s

“Nah, kita sudah sampai..” Hyomin membuka kacamata hitamnya dan membuka pintu mobilnya. Jiyeon bangkit dan segera keluar dari mobil Hyomin. Mobil hitam mungil yang biasa dikendarai oleh wanita. Hyomin bisa menyetir begitu juga Jiyeon. Jiyeon diajari oleh Hyomin seminggu terakhir … dan tanpa hambatan Jiyeon berhasil mengendarai mobil dengan sangat baik. Jiyeon adalah tipe penangkap yang baik.

Jiyeon mengenakan tas selempangnya sembari memasuki toko.

CRING

Bunyi lonceng kecil. Umum disetiap toko alat tulis. Aroma buku baru dan juga karet penghapus yang menusuk, dihirup  oleh mereka. Mereka merasakan nikmatnya aroma di dalam toko ini. Mungkin tempat ini adalah tempat kerja part time ternyaman yang pernah mereka temui.

Kedua gadis itu berjalan dengan langkah kecil. Mencari salah satu staff dan bertanya dengan sopan. Akhirnya mereka menemukan seorang wanita kuliahan. Wanita itu mengenakan semacam celemek hijau.

“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya staff wanita itu.

Jiyeon dan Hyomin tersentak sebentar lalu menyahut.

“Benar disini mencari pekerja part time?” Tanya Hyomin sambil menyerahkan brosur tadi.

Salah satu staff itu mengangguk ramah dan berbalik. Menuju ke suatu ruangan. Sekitar 5 menit dia menghilang.

“Kemana dia?” Tanya Jiyeon sambil melipat tangannya.

Hyomin mengangkat bahunya dan mem-pout-kan bibirnya. “Mollahaeyo..”

“Kita tunggu saja” Sahut Hyomin.

Beberapa menit kemudian sang staff muncul dengan membawa dua buah celemek yang sama seperti yang dikenakannya. Wajahnya yang ramah muncul dari kejauhan.

Diam-diam Hyomin dan Jiyeon meneguk ludahnya. Seakan tidak percaya mereka akan langsung bekerja sekarang juga.

“Kita mulai bekerja sekarang?” Bisik Hyomin pada Jiyeon.

Jiyeon terdiam. Hingga saatnya staff itu menegur mereka berdua. “Mulai lah bekerja hari ini. Kami akan melihat potensi kalian” Ujar Staff itu dengan santai.

Celemek hijau itu berpindah ke tangan Hyomin dan Jiyeon. Mereka masih terdiam, belum mengenakan celemek itu. Staff itu berujar lagi,

“Untuk sementara waktu, kalian akan mengarahkan para pembeli. Ini daftar tempatnya. Aku akan mengajari kalian.” Staff itu tersenyum ramah lalu menatap celemek hijau yang membeku di tangan Hyomin dan Jiyeon. “Pakailah celemek itu.” Lanjutnya.

Perlahan Hyomin dan Jiyeon memakainya. Mereka mengikatkan kedua talinya yang mungil ke belakang pinggang mereka, lalu mengencangkannya. Kemudian, selesai lah kegiatan memakai celemek itu.

“Baiklah.. ikuti aku.” Staff itu berbalik ke arah aneka rak yang disediakan.

Mereka bertiga bertindak mengelilingi toko. Sang staff membimbing mereka berdua bagaimana cara bekerja dan dimana tempat penyimpanan item. Anggukan demi anggukan tanda mengerti diutarakan oleh mereka berdua. Sesekali ada yang bertanya, mau itu Hyomin ataupun Jiyeon. Mereka sama-sama banyak bertanya.

“Beruntung siswa yang melamar kerja sangat cerdas.”

“Silahkan melaksanakan tugas kalian, aku pergi dulu.”

Pujian staff tadi membangkitkan semangat kedua gadis itu. Hyomin dan Jiyeon berpandangan seiring langkah staff itu menjauh.

“Kita diterima!” Bisik Hyomin riang.

Jiyeon mengulas senyum tipisnya. “Selamat untuk kita berdua.”

#

Perkemahan,

“Kita sudah sampai.”

Suho menutup pintu van dan memijakkan kakinya di tanah perkemahan Hutan Daeyul, perbatasan Seoul dan Daejeon. Hutan paling mudah, tanaman langka yang diincar mereka akan mudah didapatkan disini.

Atmosfir yang sangat tenang nan segar. Walaupun sekarang sudah tengah hari, suasana masih segar. Cahaya matahari terhalang oleh ketinggian pepohonan.

Prediksi Suho yang menyatakan perjalanan ini akan menempuh satu jam…  meleset. Buktinya mereka baru sampai pukul 12 siang. Suho memandang sekeliling hutan dan mencari tempat yang pas untuk mereka. Memang disana sudah tersedia tempat perkemahaan khusus. Pihak sekolah sudah menjamin keselamatan mereka.

Kyungsoo yang baru selesai menyetir menghembuskan nafas lega. Walaupun ia hanya menyetir selama ¼ perjalanan namun ia merasa sangat lelah, tidak sebanding sebenarnya dengan Suho yang menyetir selama ¾ perjalanan. Lelaki kutu buku itu mengajak Baekhyun dan Sehun untuk membuka bagasi dan menurunkan ransel.

“Ayo, ppali..”

Kyungsoo mendaratkan tangannya di tombol pintu bagasi. “Suho hyung! Bagaimana cara membukanya?”

“Putar kenopnya!”

Kyungsoo mengikuti intruksi Suho dan berhasil membuka bagasi. Pintu itu terbuka lebar dan memperlihatkan segala perlengkapan mereka. Mulai dari ransel, obat-obatan, tenda, dan sebagainya. Suasana di dalam van yang semula gelap mulai terang karena sinar matahari yang masuk lewat pintu bagasi yang terbuka lebar akibat Kyungsoo. Chanyeol yang awalnya tertidur mulai melengganggakan tubuhnya dan mengecek keadaan.

“Hoaamm…”

Chanyeol mengucek-ucek matanya dan melihat Seohyun sebagai pemandangan pertamanya saat bangun.

“Sudah sampai?” Tanyanya.

Seohyun mengangguk.

“Kau tidak turun?” Tanya Chanyeol lagi. Seohyun diam sejenak dan menjawab. “Aku sedang mengenakan sepatu. Kita baru saja sampai.”

Chanyeol mengangguk mengerti. “Ayo turun.” Ujarnya,

Sekejap waktu mereka sudah berada di luar van tanpa menutup pintu.

“Tidak apa. Tidak perlu ditutup. Masih ada dua orang lagi yang belum bangun.” Suho tersenyum jahil lalu mengarahkan pandangan ke dalam van. Ke arah dua manusia yang sedang tertidur pulas dengan posisi mahakarya: Chanyeol, Baekhyun, dan Sehun yang dibuat disaat perjalanan.

“Rupanya mereka tak kunjung sadar.” Sahut Kyungsoo datar sembari menanggung beban ransel besarnya.

Suho tetap melayangkan pandangannya ke arah Kai dan Leera yang tertidur pulas. “Kau tahu kan bahwa Kai susah sekali untuk bangun dan kukira Leera juga begitu?”

Kyungsoo dan Suho tertawa bersamaan. “Aku tidak bertanggung jawab jika mereka marah.” Kyungsoo mengulas senyum evil dan desahan malasnya ke arah Baekhyun dan Sehun. “Ingat itu wahai manusia jahil!” Lanjutnya.

“Aku juga tidak bertanggung jawab.” Tutur Suho sembari mengangkat kedua tangan layaknya seorang pencuri yang sudah tertangkap. “Kuulangi aku tidak bertanggung jawab.”

Baekhyun dan Sehun berpandangan. “Tapi kalian tidak mencegah kami? Itu berarti kalian setuju!”

“Iya, sama saja kalian juga merencanakannya.” Sahut Chanyeol.

Seohyun memandang kelima lelaki yang sedang ribut itu. Tentu saja Seohyun bingung. Ia tidak tahu apa-apa. Bagaimana tidak, dia tertidur hampir sepanjang perjalanan. Setelah ia bangun tiba-tiba van sudah mencapai daerah perkemahan di Hutan Daeyul. Gadis ini terus mengernyitkan alisnya sembari mengemban ransel dan beberapa perlengkapannya. Hanya memandangi pergulatan seru yang dilakukan kelima lelaki itu, tidak berani untuk bertanya.

“Yasudah, biar kuselesaikan ya. Mulai sekarang jangan fikirkan si tukang tidur itu. Yang harus kalian fikirkan hanyalah tenda sekarang!”

“Ya ya! Sehun, cepat cari kayu bakar!”

“Baekhyun ikut Sehun!”

“Tidak mau.”

“Yasudah Sehun.. tugasmu bertambah!”

Sehun mengangguk pasrah dan berlari menuju pepohonan dengan banyak ranting yang rontok. Memang sudah tugasnya disuruh-suruh begitu. Takdir lah yang memaksakannya, kalau tidak ia tidak akan pernah masuk gank EXO-_-

Lahan luas dengan permukaan yang rata. Rerumputan hijau yang lembap. Adalah lahan untuk menggelar tenda mereka dan juga api unggun. Mereka meletakkan ransel mereka di atas lahan dan mengeluarkan perlengkapan untuk menggelar tenda. Suho dan Baekhyun mengangkati perlengkapan untuk membuat tenda sementara Kyungsoo dan Chanyeol menyiapkan yang lainnya. Sehun? Tentu saja pergi untuk mencari kayu bakar.

“Kau, bantu aku.” Tegur Suho pada Baekhyun.

“Angkat yang itu, babi panggang. Ini bagianku.”

“Terserah.”

Seohyun masih berkutat di bagasi untuk mengambili persediaan obat. Lalu mengirimnya ke lahan perkemahan. Ia menggotong barang-barang juga kotak P3K dan yang lainnya. Seohyun juga bertugas mengurusi alat-alat memasak dan kegiatan memasaknya juga.

“Boleh kubantu?”

Seohyun membeku. Dilihatnya Chanyeol yang melayangkan senyum khasnya. Seohyun terdiam sejenak baru menjawab.

“Ah, gamsahamnida. Tetapi aku bisa melakukannya sendiri, Chanyeol-Ah.” Seohyun mendahului Chanyeol.

“Tidak..”

Chanyeol menggenggam pergelangan tangan Seohyun. Seohyun tersentak.

 “Biarkan aku membantumu ya?”

Bola mata Seohyun bergetar. Terdiam membaca suasana. Chanyeol yang ingin membantunya? Keadaan seperti biasa justru sebaliknya. Biasanya Chanyeol bersikap terlebih seperti anak kecil dibanding bersikap dewasa seperti ini. Biasanya juga, Seohyun lah yang harus bekerja keras dan Chanyeol lah yang membutuhkan banyak bantuannya. Namun, kali ini berbeda. Chanyeol, berbeda..

Perlahan Seohyun menyerahkan kotak obat yang diembannya. Sambil mengulas senyum.

Sementara dengan Kai dan Leera

“Ahh..”

“Prr..”

Suasana di dalam van terasa gerah. Walaupun semua pintu sudah dibuka, namun kali ini tubuh Leera merasa gerah dan insting untuk segera bangun dari dunia mimpi sudah muncul. Ia merasakan gelitikan pada ujung tengkuknya karena ujung rambut miliknya yang tajam dan juga merasa gerah dibagian leher. Berkali-kali ia mendesah malas sambil mengucek-ucek matanya. Ia belum sepenuhnya sadar. Matanya hanya menangkap bayangan hutan dan double blower yang berada di dalam van. Leera melenggangkan tubuhnya.

“Hoamm…”

Leera menggaruk-garuk lehernya. Kemudian membuka matanya,

“KYAAAAA!”

“BABO BYUNTAE YADONG!”

“DASAR TIDAK TAHU DIRI KAU!”

Leera terlonjak dari tempat duduknya. Spontan langsung keluar dari van. Kepala Kai yang semula menyender ke kepalanya langsung terjatuh ke jok dan bangun.

Kai belum sadar dan baru bisa membuka segaris matanya. “Hmm?” Desahnya.

Leera memandang horror Kai. Lelaki yang katanya tidak tahu diri, byuntae, dan yadong itu mulai membuka matanya dan sudah bisa memandang dengan jelas apa-apa saja yang berada di sekelilingnya.

“Ada apa huh?” Tanya lelaki itu dengan nada malas.

“Kau…”

Leera menggeram kesal sambil mengepalkan kedua tangannya keras-keras. Semburat otot muncul di pergelangan tangannya. Giginya sudah bergemeletuk tidak jelas. Serta kepalanya serasa sudah panas.

“Kau…”

Ulangnya dengan nada yang sama.

Kai mengrenyitkan alisnya tanda bingung. Bagaimana Kai tidak bingung ? Disaat ia bangun tidur tiba-tiba saja Leera sudah menjerit-jerit tidak jelas. Kai hanya tahu bahwa ia duduk bersebelahan dengan Leera, sebelum itu ia mendengarkan Ipod lalu tiba-tiba tertidur dan bangun dalam keadaan telinga yang sudah sakit karena jeritan Leera.

Ada apa lagi sih dengan anak itu?

“Kau…”

Suasana senyap. Kai masih saja bingung dan tidak mengerti. Sementara itu gadis di depannya hendak membuka mulutnya,

“Dasar seenaknya saja! Sembarangan!”

“Ihhh!”

Leera mengambil sebuah bantal kecil dari van Suho dan memukulannya ke arah Kai. Kai menamengi dirinya dengan kedua tangan.

“Dasar sembarangan kau ya!”

Namja byuntae!!”

“Mana bisa aku tidur di pundakmu ! Dasar!”

Berkali-kali Leera memukuli Kai seperti kejadian di apartement kemarin. Kai hanya meringis-ringis kecil dan berfikir keras. Dalam benak Kai ia tidak pernah berniat untuk menidurkan Leera di pundaknya. Kai hanya ingat disaat ia memandangi hutan dan mendengarkan musik lewat Ipod nya.

“Ya! Berhenti— ber—hen—“

“Rasakan ini namja byuntae!” Rutuk Leera.

“Ber- ber- henti–!”

“Aku tidak peduli!”

Bantal kecil itu masih mengenai wajah Kai. Berkali-kali Kai minta ampun namun Leera masih dengan instingnya untuk memukuli lelaki itu. Ia tidak akan pernah memaafkan tindakannya kali ini. Apa-apaan? Jadi sekarang dia dilecehkan begitu? Pasti memalukan sekali tidur di pundak Kai dan Kai juga tidur di kepalanya. Lalu dilihat oleh semua anggota gank EXO termasuk Chanyeol yang notabene namjachingu (?) nya! Tentu saja Leera tidak terima. Bagaimanapun juga, mereka salah paham! Leera tidak akan mau tidur di pundak Kai! Walau dibayar 100 juta dollar pun!

“Kau menyebalkan!!”

“Hei! Aku tidak tahu apa-apa!”

Suasana senyap. Dan..

Leera berhenti memukulkan bantal. “Tidak tahu………. apa-apa?”

Wajah Leera membeku memandang Kai bingung. Kai mencoba memahami keadaan dan menghembuskan nafas berat. “Sungguh, aku tidak tahu apa-apa.”

Kai membentuk tanda V sign. Sambil memasang wajah datar dan berkata bahwa “Aku sama sekali tidak mengetahui apa-apa. Sumpah.”

“Yang jelas. Semua sudah terlanjur dan tinggal kau lupakan saja. Dasar hiperbola.” Tutur Kai sembari meninggalkan van. Auranya yang dingin muncul.

Leera terpaku dan membeku. Ia diam sambil meremas bantal yang digunakannya untuk memukul Kai tadi. Belum pernah ia merasakan aura Kai yang seperti ini. Juga kata-kata Kai yang sebegitu sakitnya menusuk hati Leera.

Dia bilang.. aku ‘hiperbola’? hiperbola katanya?

“Akh,” Rintih Leera. Bantal itu terjatuh ke lantai. Kai sudah pergi ke lahan perkemahan. Leera hanya memandangi bahunya yang menjauh sembari menerka-nerka apa perasaan Kai terhadapnya, apakah ia marah? Leera mulai merasa, bahwa ia sudah bersikap terlalu berlebihan pada Kai. Segala amarahnya yang membuat Kai tidak nyaman. Apakah gadis ini terlalu egois? Atau memang ia berada di pihak yang benar? Atau apakah selama ini Leera salah?

Tidak Leera, namja byuntae itu hanya kesal. Sebentar lagi ia pasti sudah memaafkanmu..

Leera merasa bersalah, untuk pertama kalinya? Ya sepertinya ini pertama kalinya. Ingin rasanya gadis ini meminta maaf secara tulus kepada si namja yang selama ini ia benci. Gadis ini ingin meminta maaf akan tuduhannya yang selalu menimpa namja itu. Tiap jeritannya yang memekakan telinga dan juga tuduhan-tuduhan yang tidak bisa dibuktikan. Belum lagi pukulan bantal yang memuakkan. Leera menghembuskan nafas berat pada dirinya sendiri dan memandang sekelilingnya.

Ucapan namja byuntae itu ….. memang selalu menyayat hati walau ia hanya berbicara sepatah dua patah kata. Kesan overpede dan sombong yang dimiliki Leera mulai terkesan surut. Namun, Leera tahu bahwa sifatnya ini memang natural ada di dalam dirinya dan tidak akan pernah hilang.

Sudahlah, lebih baik aku keluar dari van menyebalkan ini dan berjumpa dengan dunia luar yang harus kuhadapi. Aku harus berbaur dengan mereka. Juga harus membantu mereka menyiapkan perkemahan. Kalau dipikir-pikir mengapa aku jadi sedih begini? Tidak penting kan memikirkan perasaan kesal si namja byuntae itu? Terus.. apa masalahnya kalau aku hiperbola?

Leera mengambil ransel dan mengenakan topi lebar miliknya. Bersiap untuk menempuh segala debu, tanah yang lembap, rerumputan, serangga kecil, dan sinar matahari yang akan membakar kulitnya. Ia mengamban ransel nya dan berjalan menuju perkemahan.

“Leera-ya! Sudah bangun?”

DEG

Sudah pasti itu Park Chanyeol. Dengan pesona giginya yang memikat juga sikap kedewasaanya yang muncul secara tiba-tiba. Tubuh gadis itu terantuk. Lalu matanya menatap lekat lawan bicaranya.

“Iya…”

“Apakah tidur mu menyenangkan?”

Chanyeol menyahut cepat. Tangan Leera terkepal kuat saat Chanyeol menanyakannya. Dengan otomatis, ia mengingat semua kejadian tadi. Mulai dari jeritannya, wajah Kai yang marah, ah! Lagipula untuk apa Chanyeol bertanya seperti ini? Apa hubungannya dengannya?

“Seperti biasa.”

“-eh, maksudku iya menyenangkan..”

Chanyeol membuka mulutnya.

“Tidur di pundak Kim Jong In menyenangkan ya?”

DEG

Ah! Untuk apa namja tampan ini menanyakan tentang itu? Ah menyebalkan!

“Tidak!” Jawab Leera tergesa-gesa.

Leera kembali fokus ke barang-barangnya. Ia mengemban ranselnya yang berat juga beberapa kotak lotion yang ia bawa. Berat? Tentu saja iya! Dengan jelas, Leera membutuhkan sebuah bantuan disini! Bantuan dari namjachingu (?) nya sendiri, yang dengan jelas juga .. sudah berada di sampingnya sekarang. Namun, Chanyeol malah tidak menolongnya atau menawarkan bantuan?

Tentu saja Leera tidak enak jika ingin meminta tolong.

“Aku pergi dulu.”

Leera melangkahkan kakinya ke perkemahan. Menjauh dari Chanyeol yang sebenarnya sedang menahan tawa.

PLEK

Leera menjatuhkan barang-barangnya di tanah. Lalu terduduk lemas di tanah berumput itu. Ia menghembuskan nafas lega. Tidak biasanya ia melakukan kegiatan semacam ini; mengangkat barang berat lalu membantu menyiapkan tenda dan sebagainya, dan juga diterpa sinar matahari dan debu-debu. Sebenarnya ia tidak tahan, namun ia mau bagaimana lagi. Juga.. ia mau mengeluh seperti apa lagi? Mengeluh di depan namjanamja keren dan beken ini? Tentu saja akan menurunkan reputasi Park Leera sebagai yeoja kalem nan cute!

Leera menelungkupkan wajahnya di dalam lututnya. “Menyebalkan..” Desahnya. “Aku seperti kehilangan harapan..”

Mata gadis itu berlari-lari untuk memandang kejadian apa yang ada di sekitarnya.

Suho yang sedang duduk sambil memandangi sebuah kertas. Kyungsoo yang sedang membaca buku. Chanyeol dan Baekhyun yang entah kemana.

Mata Leera beralih ke api unggun.

“Oh Sehun yang sedang membuat api unggun.. dan Seohyun yang sedang berada di dalam tenda..” Lanjut Leera pelan sembari duduk di tanah. Memandangi sekelilingnya.

Leera memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar hutan. Berhubung hari sudah sore dan sudah mulai dingin, ia pun memakai sweaternya.

“Mau ikut berjalan-jalan?” Tanya nya pada Seohyun.

Seohyun menggeleng pelan.

Mianhae, aku lelah Leera-ya.”

“Lain kali ya.”

Leera mengangguk pelan tanda mengerti. Semua orang lelah, dan Leera memang pantas untuk menyegarkan fikirannya sendirian. Mungkin Leera memang harus sendirian sekarang. Berjalan-jalan mengelilingi hutan di sore hari sembari mencari pemandangan matahari tenggelam.

Entah kemana insting gadis itu yang menyatakan bahwa ‘aku tidak suka hutan dan aku benci segala hal yang ada di hutan!’ Mungkin pikirannya yang semrawut ini mengusir insting itu jauh-jauh.

Leera keluar dari areal perkemahan dan menyusuri celah-celah diantara pepohonan. Entah ia mencari apa. Ia hanya ingin menyegarkan fikirannya.

Jichyeoittdeon gaseumi dashi sumshwigo Gananhaejin maeumi bicheul  hajasseo. Yeongwontorok ireohke. Neoui sonjapgo gatchi geotgo shipeo Uri deul manui sesange . Saranghaneun nae saramgwa hamkke. Jjarpji anheun geu shigan dongan Itji mothal manheun gieokdeul~ ( SNSD-Forever | Translate: Jantungku yang mulai lelah kini berdetak kembali. Hatiku yang terpuruk kini menemukan cahaya. Selamanya seperti ini . Aku ingin memegang tanganmu, dan berjalan denganmu. Di dunia milik kita berdua. Bersama orang yang aku cintai. Selama waktu yang tidak sebentar itu. Begitu banyak kenangan yang tak akan bisa di lupakan)”

Leera bersenandung sembari menempuh kegiatan jalan-jalannya. Gadis itu berjalan dengan fikiran yang kosong.

SLPT!

Seseorang tiba-tiba menutup kedua mata Leera dengan tangannya dari belakang!

Pandangan Leera menjadi gelap gulita. Ia tidak bisa melihat apa-apa sekarang!

“Nn..—nuguya—..nnuguya?”

Leera teramat kaget. Ia menghentikan jalannya dengan terpaksa dan nafasnya terengah-engah. Seseorang kini mendekap tubuhnya dan menyentuh wajahnya. Hingga saat ini Leera belum bisa melihat karena matanya yang ditutup oleh seseorang yang misterius ini. Dengan penasaran, Leera meraba tangan yang menutup kedua matanya ini. Ia berusaha memahami teksturnya dan aromanya.

Kai?

Leera terus menelusuri tangan itu dengan cara meraba nya. Sampai ia bisa menyentuh jari-jarinya secara spesifik. Seseorang di belakang Leera yang menutup matanya itu hanya diam, tidak berkata-kata sama sekali. Jika ia berbicara maka secara tidak langsung ia akan ketahuan bukan?

“Ss.. siapa kau?”

Leera terus menyelidik. Hatinya berdegup keras. Apa mungkin ada orang lain selain kelompoknya disini? Atau jangan-jangan yang menutup mata Leera ini bukan Kai ataupun anggota kelompoknya sendiri? Lagipula Kai kan sedang marah?

“Ss, ssiapa kau?” Ulang Leera.

Tetap tidak ada jawaban. Tubuh Leera pun ditarik oleh sosok misterius itu ke sebuah tempat dengan banyak semak.

“Hey! Mau apa kau?”

Kepanikan Leera bertambah. Ia mencoba melepas tangan sosok misterius itu dari wajahnya, tetapi terlalu keras. Tidak bisa. Leera tidak bisa melawannya. Tubuh Leera terus ditarik oleh sosok misterius itu, hingga akhirnya mereka berdua sampai ke sebuah tempat yang dituju. Disana banyak semak-semak dengan ranting kecil. Leera bisa merasakan dedaunan lembut yang menyapu kakinya. Serta rajutan sweater nya yang terkena ranting pohon.

“Hey hati-hati!” Pekik Leera tidak tahan lagi. Tubuhnya sudah cukup lelah karena ditarik kesana dan kemari.

Sosok itu membuat Leera terduduk di tanah. Lalu sosok misterius itu juga duduk di tanah. Kemudian, akhirnya sang sosok misterius membuka mulutnya namun belum membuka telapak tangannya.

“Sshh.. jangan berisik.”

Dia.. bukan Kai?

Tubuh Leera menegang. Bulu kuduknya meremang. Juga degup jantungnya yang berdetak jauh lebih cepat. Suara ini.. suara ini bukanlah suara Kai yang diharapkannya. Ini suara orang lain! Leera bukannya takut, ia justru malu.. karena ia mengenali suara ini sebelumnya. Dia adalah…

Sosok itu akhirnya membuka telapak tangannya yang menutupi wajah Leera.

Mata Leera langsung menangkap bayangan siapa orang yang berada di depannya ini. Ini adalah… dia adalah..

“Sshh..”

Seseorang di depan Leera menaruh jari telunjuk di mulutnya untuk diam dan tidak menjerit. Leera membelalakan matanya. Jantungnya tak kunjung normal. Darahnya berdesir, hingga ia merasakan rona panas di sekitar pipinya.

“Cc, cha—“

Leera tergagap. Lidahnya begitu kelu,

“Ssh..”

Seseorang di depannya tetap menyuruhnya diam. Lalu ia tersenyum pada Leera. Hati Leera meleleh seketika. Pipinya sukses memerah sekarang.

“Sekarang aman..”

Lelaki di depannya memegang pundaknya dan memandang sekeliling. Leera masih belum bisa mengendalikan detak jantungnya. Leera masih membeku, memandang wajah lelaki yang kini terkurung bersamanya di dalam semak-semak. Dalam jarak dekat, suasana di antara mereka terasa hangat.

“Bicaralah..”

Leera masih mengatur nafasnya.

“Ah, maaf ya..”

“Cc, chanyeol-Ah. Mengapa kau?”

Leera membuka mulutnya dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Ia masih belum bisa menguasai fikirannya. Setelah dibawa lari dengan jarak yang jauh dengan mata tertutup, perasaan shock yang melanda saat dibawa lari, dan kejutan setelah dibuka matanya. Bagaimana Leera tidak kaget dan nafasnya yang tidak beraturan begitu? Tindakan Chanyeol sudah bisa masuk dalam kategori ‘gila’. Jika Kai adalah Chanyeol dalam keadaan sekarang, mungkin Leera akan marah-marah. Menjerit hingga suaranya habis. Namun, kali ini lain. Dia adalah Park Chanyeol, seorang lelaki tinggi nan tampan dan berperilaku sangat respect pada gadis yang disukainya.

“Maaf membuatmu begini,” Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Posisi nya yang sedikit menunduk membuat wajah Leera berjarak sangat minim dengannya. Chanyeol menyadari Leera yang sangat gugup, sehingga wajahnya sebisa mungkin ia jauhkan. Juga nafasnya yang ia yakini pasti mengenai wajah Leera.

“Maaf juga karena jarak yang terlalu dekat. Dan, nafasku juga.” Lanjut Chanyeol.

Lagipula mengapa Chanyeol memilih tempat yang sangat sempit seperti ini? Di dalam semak dan masing-masing orang harus menunduk?

Leera terdiam.

“Aku membawamu kesini…. bukan tanpa alasan..”

Bisikan pelan terdengar dari pita suara Chanyeol. Nadanya sudah mulai serius. “Aku serius, Park Leera.”

“Aku tahu kau bimbang..”

Leera merasakan hentakan di dadanya. Jadi, Chanyeol menyadari bahwa aku bimbang dengannya?

Namun, Leera tetap diam. Menunggu Chanyeol yang mengungkapkan semuanya. Leera merasakan kehangatan di dalam hatinya. Deruan nafas Chanyeol yang mengenainya justru bukan gangguan sama sekali. Justru Leera menyukainya. Karena ia akan terus merasa tenang,

“Aku…”

DEG

DEG

DEG

“Aku minta maaf karena, aku tidak mengutarakan perasaanku padamu. Saat Minyoung melukaimu, aku merasa hatiku disayat sembilu. Aku merasa hidupku hancur. Aku, hanya ingin kau baik-baik saja. Instingku selalu saja ingin melindungimu. Aku dengan jelas tahu, bahwa aku tidak mau kehilanganmu dan aku ingin selalu membawamu ke pelukanku —“

“—Hidupku selalu tidak tenang dan tidak keruan jika kau tidak b­­­ersamaku…-“

DEG

Semilir angin mengibaskan rambut mereka berdua. Rambut mereka melayang ke udara seiring kalimat terakhir yang dilontarkan Chanyeol. Mereka saling terdiam hingga akhirnya bola mata Chanyeol yang bergetar memandang lekat bola mata milik Leera. Seakan mengunci Leera ke dalam matanya.

Chanyeol terus menunggu jawaban dari Leera yang sedari tadi mengunci mulutnya. Lelaki itu mengharapkan sebuah jawaban, menunggu mulut Leera kembali terbuka untuknya.

“Aku..”

Leera menundukan kepalanya sembari memegang erat tangannya yang bergetar. Apakah ini jawaban dari semua kekalutan yang dirasakan Leera? Leera masih saja memutar fikirannya dan berusaha mengontrol detak jantungnya. Bahkan ia merasa pelipisnya berdenyut dengan cepat. Juga pipinya yang panas.

GREB

Chanyeol menarik Leera kedalam pelukannya.

“Tidak apa-apa jika kau tidak bisa menjawabnya sekarang. Dengarkanlah detak jantungku ini, detak jantung yang kupersembahkan untukmu. Jawablah lewat hatimu.” Chanyeol tersenyum getir. Sementara Leera masih terbekap ke dalam pelukan Chanyeol, ia masih belum bisa berkata-kata.

Leera memejamkan matanya dalam pelukan Chanyeol. Kini, ia merasakan kehangatan yang sesungguhnya. Perasaannya yang mengatakan bahwa Chanyeol tidak serius dengannya, kini mulai menghilang. Ia tahu bahwa Chanyeol benar-benar serius dengannya. Bukan hanya karena ingin menggertak Minyoung saja. Ia tahu bahwa cinta Chanyeol padanya benar-benar tulus.

Leera mengeratkan pelukannya dan mencoba mendengar detak jantung Chanyeol lebih jauh lagi.

“Aku juga, merasakan hal yang sama denganmu..”

Perkataan Leera yang sangat singkat pada Chanyeol. Namun, Chanyeol bisa memahaminya. “Terimakasih telah menjadi yeoja pertama untukku.” Chanyeol langsung melonggarkan pelukannya dan berdiri. Senyum Chanyeol yang masih terulas, kini sudah hilang dengan cepat.

Ia membantu Leera bangun dan Chanyeol terus menggenggam tangannya. Mereka berdiri dengan berpegangan tangan.

Kai melihat mereka dari jarak jauh. Melihat mereka dengan ekspresi yang datar.

To Be Continued

‘Apakah celana dalam berwarna pink ini punyamu? Aku menemukannya di ranselku.’

‘di perjalanan kau selalu mengigau, ‘oh Kai oh Kaii’ haha!’
‘oppa! aku tidak mengigau seperti itu!’

‘disaat seperti ini, kau tidak seperti Kai si namja yadong yang pernah kukenal. Kau hangat’

‘iitu… Kim Jong In?!’

___________________________________________________
Thanks To:
My Specially Readers :*
Thanks To GOD,
Thanks To Readers who mentioned me on twitter ; @jiyeonjung88 , @fzhutami , @Sultraeni , @sasgyu , @Cute_KimSoHyun , @Valerie__Chou , @Farhmdni , @VivianChou2 , @destianaM98 , @Tita_Putri25 , @RizKkamjong , @aanisanatasya , @mayaAndiyy , @DindaSalbil , @_istiqomahilna , @renymarliadi ,  @citraKWD , @DerbyFadilla and another! *gakcukup nulis semuanya disini soalnya ini recent aja :(*
Special Thanks To @Valerie__Chou ! ^^ Dia ngedit couple KaiRa dan SeoYeol juga lohh^_^ Ini contohnya:
Embedded image permalink
Embedded image permalink
Embedded image permalinkThanks To My Friends In School Who Support Me XD @auliaAntono @ghina_suci @AraFaradhilaThanks To Everyone!
———————————————————————————————————

Tolong beri saran ke aku ya^_^ aku butuh banget saran kalian^_^ Kritik juga kalo bisa ya^_^

283 comments

  1. Huaaaa~ Sukaa banget sama ff nya!! Daebak!!! Baru nemu ff ini aku langsung ngebut baca dari part 1!!! Skrng mau lanjut baca lagi^^

  2. Yeolli oppa pasti bo`ong tntang prasaannya sama Leera. Oppa kan suka ama seohyun*Hemmm.Ini kan cma ff jdi jngan cemburu Ra~ya.Tarik nafas dalam2.Huuuffffff*Bagus*
    Klw ak ada di posisi Leera pada saat adegan di semak2 tadi pasti ak udah pinsan krena trlalu gugup.Hehe atau mngkin aja ak beku kyak patung.PLAK ! Banyk omong***
    Pkoknya serruu bnget dehhh.Leera ksihan ya. Udah*** Hwaiting !!!

  3. Cieeeee kai cemburu huahahaha, kayaknya si chanyeol begitu cuma garagara taruhan deh ya, awas chanyeol nanti karma(?)

  4. haha kaira sama tidur di deketin :v
    masih ada kata yang tidak baku, tapi tak apalah hanya sedikit tapi aku harap di next chapter ato di ff lain tidak ada, tapi keep good and buat penasaran :v
    aku berharap yg nutup mata leera si kai eh malah chanyeol — , chanyeol kan nyebelin dan aku gak suka chanyeol disini 😦
    kai yang asli tau mereka sama sama..
    haha kai emang ya masa ngasih cd ke leera aja pas leera ama chanyeol jelas leera malu lah dasar kai BABO :v

  5. Yeol membingungkan.. Aku kira itu penculik..
    Jiyeon ga sejahat di pikiran aku, bolehlah jd mantan kai yg tak terlupakan hehe..

  6. Kok chanyeol gt ia .
    didepan leera sok hangat , dibelakang malah ngedukung ma kai .
    trus kalo ma seohyun, ahh jd gk suka karakter chanyoel ..
    maaf ia hanya pndapatku aj 🙂

  7. Author daebak,.
    Mian bru komen di part ini,.
    Mulai baca kemarin, lgsg penasaran sama part2 selanjutnya,.
    Soo,. Malah lupa mw komen,.
    Lnjut baca dlu dah,

  8. Sbnrny chanyeol th suka ny ma sp sh?bkn ny dy suka ma seohyun y?trus knp dy ngmg gt sh ke leera??jgn2 chanyeol cm main2 ma leera…

  9. Ntahlah..
    Wkwk soswit banget sih yg tidur sandar2an uuuuuu
    Tapi…..gua ngerasa apa ya.. hm kalo chanyeol gak serius ngomong gitu ke leera.
    Jadi makin kepo sama taruhan kai n chanyeol.
    Karna feeling gua ini pasti ada hubungannya sama taruhan itu

Kritik dan Saran ?